@ Tentang SAUDAH BINTI ZAM’AH
Ayahnya : Zam’ah bin Qais bin Abdu Syams bin Abdu
Wadd bin Nashr.
Ibunya
: Asy-Syumus binti Qais bin
Amr bin Zaid
Suku
: Qurays
Saudah dinikahi Rasulullah pada tahun ke 2 sebelum
Hijriah, hampir bersamaan dengan pernikahan Aisyah. Pada saat itu beliau adalah
janda As-Sakran bin Amir bin Abdu Syams. Wali pernikahan Saudah dengan
Rasulullah adalah pamannya sendiri, Waqdan bin Qais. Saudah hidup bersama
Rasulullah selama 12 tahun. Beliau meninggal di bulan Ramadhan di akhir masa
kekhilafahan Umar bin Khattab R.A.
♥ Keistimewaan
Saudah binti Zam’ah r.a
- Saudah
binti Zam’ah bermimpi kejatuhan bulan
Ibnu Sa’ad meriwayatkan
dari Ibnu Abbas R.A yang berkata,
“Saudah bermimpi melihat
bulan jatuh kepadanya. Ia ceritakan mimpinya tersebut kepada suaminya. Suami
Saudah berkata, ‘ Jika mimpimu benar, maka tidak lama lagi aku akan meninggal
dunia dan Engkau akan menikah sepeninggalku.’ Sejak saat itu As-Sakran jatuh
sakit dan tak berapa lama kemudia ia meninggal dunia. Setelah itu Saudah
dinikahi Rasulullah SAW.”
- Saudah
binti Zam’ah istri pertama yang digauli Rasululla
Meskipun Saudah dinikahi
Rasulullah setelah Aisyah, akan tetapi Rasulullah lebih dulu menggauli Saudah sebelum
Aisyah. Hal ini terjadi dikarenakan pada saat itu Aisyah masih kecil sehingga
demi kemaslahatan beliau maka Aisyah baru digauli Rasulullah 3 tahun kemudian.
Ibnu Katsir berkata,
“Yang benar adalah
Rasulullah menikahi Aisyah sebelum Saudah, tetapi Rasulullah baru menggauli
Aisyah pada tahun ke 2 Hijriah dan menggauli Saudah sejak di Mekkah.”
Hal ini dikuatkan oleh
pendapat Ibnu Sa’ad. Beliau berkata,
“ Rasulullah SAW menggauli Saudah di
Mekkah setelah wafatnya Khadijah R.A”
- Saudah
binti Zam’ah membuat Rasulullah tertawa
Dalam banyak riwayat, Saudah
sering membuat Rasulullah tertawa. Diantaranya adalah ketika Saudah dan Aisyah
bercanda saling melumuri wajahnya dengan tepung adonan roti. Di lain kesempatan
Saudah juga membuat Rasulullah tertawa ketika ia mengeluh tentang panjangnya
rukuk dan sujud Rasulullah.
“Tadi malam aku sholat di
belakangmu, saat aku rukuk denganmu, aku menahan hidungku karena aku takut
darah mengucur.” (HR.
Ibnu Saad)
- Saudah
binti Zam’ah selalu mencari keridhaan Rasulullah SAW
Abu Umar meriwayatkan dari
Aisyah RA yang berkata,
“Ketika Saudah telah berusia
lanjut (tua) di sisi Rasulullah, beliau ingin menceraikannya. Saudah berkata,
‘Janganlah engkau menceraiku, karena Engkau telah berada dalam keadaan halal
terhadapku dan aku ingin dikumpulkan ke dalam istri-istrimu. Aku hibahkan jatah
hariku kepada Aisyah dan aku tidak lagi menginginkan apa yang diinginkan
istri-istri.’ Rasulullah SAW tetap mempertahankan Saudah hingga beliau wafat
dengan meninggalkannya bersama istri-istri beliau yang lain.”
- Ayat
Al-Qur’an turun untuk kasus Saudah binti Zam’ah
“Dan jika seorang wanita
khawatir akan nusyuz atau sikap tak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi
keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih
baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir dan jika kamu
bergaul dengan istrimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap
tak acuh), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS. An-Nisa’: 128)
- Kekaguman
Aisyah kepada Saudah binti Zam’ah
Aisyah berkata,
“Aku tidak pernah melihat
seorang wanita pun yang aku sangat ingin menjadi kulitnya (maksudnya seperti
dia) daripada Saudah binti Zam’ah” (HR. Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar