1. JUWAIRIYAH BINTI AL-HARITS r.a
* Tentang Juwairiyah binti
Harits r.a
Juwairiyah adalah putri kepala suku Bani
Al-Mustaliq. Ayahnya adalah Al-Harits bin Abu Dirar bin Al Harist bin Al
Musthaliq.
Ketika
dinikahi Rasulullah pada tahun 5 H, Juwairiyah adalah janda dari Musafi bin Shafwan yang mati dalam perang Al-Muraisy. Yang menikahkan beliau dengan Rasulullah adalah ayahnya Al-Harits bin
Abu Dirar. Mahar dari Rasulullah
untuk Juwairiyah adalah pemerdekaan dirinya dan 100 orang kaumnya yang tertawan
saat perang bani Al-Mustaliq. Usia Juwairiyah saat itu adalah 20 tahun.
Juwairiyah hidup dengan Rasulullah selama ± 5 tahun.
Juwairiyah wafat pada tahun 50 H di usia 65 tahun.
* Keistimewaan Juwairiyah binti Harits r.a
1.
Juwairiyah binti Harits bermimpi kejatuhan Bulan
Juwairiyah Radhiyallahu
Anha berkata,
“Tiga malam
sebelum kedatangan Rasulullah, aku bermimpi melihat sepertinya bulan berjalan
dari Yatsrib (Madinah) hingga jatuh di pangkuanku. Aku tidak suka menceritakan
mimpiku tersebut kepada siapapun di antara manusia, hingga Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam tiba. Ketika kami tertawan, aku mengharapkan realisasi mimpiku
tersebut, ternyata kemudian Rasulullah memerdekakanku dan menikahiku.”
(HR.
Al-Baihaqi & Al-Hakim)
2.
Pujian Aisyah atas kecantikan Juwairiyah binti Harits
Diantara istri-istri Rasulullah, Juwairiyah terkenal
sebagai istri yang paling manis dan baik parasnya. Aisyah Radhiyallahu Anha berkata,
“Juwairiyah adalah
wanita yang manis dan cantik, sipapun yang melihatnya pasti tertarik kepadanya.” (HR. Imam Ahmad & Abu Daud)
3.
Keberkahan Juwairiyah binti Harits bagi kaumnya
Aisyah Radhiyallahu
Anha berkata,
“Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam membayar biaya pemerdekaan Juwairiyah dan menikahinya. Orang-orang
pun mendengar bahwa Rasulullah telah menikahi Juwairiyah. Mereka berkata,
‘Keluarga Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ kemudian mereka melepas
tawanan Bani Al-Mustaliq yang ada pada mereka. Sungguh dengan Juwairiyah, Allah
Ta’ala memerdekakan seratus orang dari keluarga Bani Al-Mustaliq. Aku tidak
tahu ada wanita yang lebih berkah bagi kaumnya daripada Juwairiyah.”
(HR. Imam Ahmad
& Abu Daud)
4.
Rasulullah memberikan mahar yang ‘besar’ pada
Juwairiyah
Sudah menjadi fitrah wanita
untuk bersaing dengan madunya dan cenderung untuk saling berbangga diri. Begitu
pula istri-istri nabi. Kadang-kadang mereka kelepasan bicara sehingga
menyinggung perasaan istri yang lainnya.
“Juwairiyah Radhiyallahu Anha berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
‘Sesungguhnya istri-istrimu berbangga diri terhadapku. Mereka berkata, ‘Engkau
tidak dinikahi Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam. (maksudnya tidak diberi mahar)’
lalu Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Bukankah aku telah memberi mahar yang sangat besar? Bukankah aku telah memerdekakan empat
puluh budak dari kaummu?’” (HR. Ath-Thabrani)
5.
Juwairiyah binti Harits ahli Dzikir
Jika Zainab binti Jahsy dikenal sebagai istri Rasulullah
yang paling pandai membuat kerajinan tangan, maka Juwairiyah dikenal sebagai
istri yang paling banyak Tasbihnya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist
berikut ini:
Juwairiyah Radhiyallahu
Anha berkata,
“Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam datang kepadaku pada saat aku sedang bertasbih di
suatu pagi kemudian beliau pergi lagi untuk memenuhi kebutuhan beliau. Pada
kira-kira pertengahan siang, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam datang
lagi kepadaku pada saat aku masih bertasbih. Beliau bersabda, ‘maukah kuajari
kau kalimat yang sebanding dengan semua tasbihmu? Kalimat tersebut ialah
SUBHANALLAH ADADA KHALQIHI (Mahasuci Allah atas semua Makhluk-Nya) 3x,
SUBHANALLAH ZINATA ARSYIHI (Mahasuci Allah seberat Arsy-Nya) 3x, SUBHANALLAH
RIDHA NAFSIHI (Mahasuci Allah sesuai Keridhaannya) 3x, dan SUBHANALLAH MIDADA
KALIMATIHI (Mahasuci Allah sebanyak tinta Kalimat-Nya) 3x.”
(HR. Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar