Total Tayangan Halaman

Selasa, 11 September 2012

JUWAIRIYAH BINTI AL HARITS


1.  JUWAIRIYAH BINTI AL-HARITS r.a

* Tentang Juwairiyah binti Harits r.a
Juwairiyah adalah putri kepala suku Bani Al-Mustaliq. Ayahnya adalah Al-Harits bin Abu Dirar bin Al Harist bin Al Musthaliq.
Ketika dinikahi Rasulullah pada tahun 5 H, Juwairiyah adalah janda dari Musafi bin Shafwan yang mati dalam perang Al-Muraisy. Yang menikahkan beliau dengan Rasulullah adalah ayahnya Al-Harits bin Abu Dirar. Mahar dari Rasulullah untuk Juwairiyah adalah pemerdekaan dirinya dan 100 orang kaumnya yang tertawan saat perang bani Al-Mustaliq. Usia Juwairiyah saat itu adalah 20 tahun.
Juwairiyah hidup dengan Rasulullah selama ± 5 tahun. Juwairiyah wafat pada tahun 50 H di usia 65 tahun.

* Keistimewaan Juwairiyah binti Harits r.a
1.      Juwairiyah binti Harits bermimpi kejatuhan Bulan
Juwairiyah Radhiyallahu Anha berkata,
“Tiga malam sebelum kedatangan Rasulullah, aku bermimpi melihat sepertinya bulan berjalan dari Yatsrib (Madinah) hingga jatuh di pangkuanku. Aku tidak suka menceritakan mimpiku tersebut kepada siapapun di antara manusia, hingga Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tiba. Ketika kami tertawan, aku mengharapkan realisasi mimpiku tersebut, ternyata kemudian Rasulullah memerdekakanku dan menikahiku.”
 (HR. Al-Baihaqi & Al-Hakim)     
2.      Pujian Aisyah atas kecantikan Juwairiyah binti Harits
Diantara istri-istri Rasulullah, Juwairiyah terkenal sebagai istri yang paling manis dan baik parasnya. Aisyah Radhiyallahu Anha berkata,
“Juwairiyah adalah wanita yang manis dan cantik, sipapun yang melihatnya pasti tertarik kepadanya.” (HR. Imam Ahmad & Abu Daud)
3.      Keberkahan Juwairiyah binti Harits bagi kaumnya
Aisyah Radhiyallahu Anha berkata,
“Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membayar biaya pemerdekaan Juwairiyah dan menikahinya. Orang-orang pun mendengar bahwa Rasulullah telah menikahi Juwairiyah. Mereka berkata, ‘Keluarga Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ kemudian mereka melepas tawanan Bani Al-Mustaliq yang ada pada mereka. Sungguh dengan Juwairiyah, Allah Ta’ala memerdekakan seratus orang dari keluarga Bani Al-Mustaliq. Aku tidak tahu ada wanita yang lebih berkah bagi kaumnya daripada Juwairiyah.”
 (HR. Imam Ahmad & Abu Daud)
4.      Rasulullah memberikan mahar yang ‘besar’ pada Juwairiyah
Sudah menjadi fitrah wanita untuk bersaing dengan madunya dan cenderung untuk saling berbangga diri. Begitu pula istri-istri nabi. Kadang-kadang mereka kelepasan bicara sehingga menyinggung perasaan istri yang lainnya.
Juwairiyah Radhiyallahu Anha berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ‘Sesungguhnya istri-istrimu berbangga diri terhadapku. Mereka berkata, ‘Engkau tidak dinikahi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. (maksudnya tidak diberi mahar)lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Bukankah aku telah memberi mahar yang sangat  besar? Bukankah aku telah memerdekakan empat puluh budak dari kaummu?’” (HR. Ath-Thabrani)
5.      Juwairiyah binti Harits ahli Dzikir
Jika Zainab binti Jahsy dikenal sebagai istri Rasulullah yang paling pandai membuat kerajinan tangan, maka Juwairiyah dikenal sebagai istri yang paling banyak Tasbihnya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist berikut ini:
Juwairiyah Radhiyallahu Anha berkata,
“Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam datang kepadaku pada saat aku sedang bertasbih di suatu pagi kemudian beliau pergi lagi untuk memenuhi kebutuhan beliau. Pada kira-kira pertengahan siang, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam datang lagi kepadaku pada saat aku masih bertasbih. Beliau bersabda, ‘maukah kuajari kau kalimat yang sebanding dengan semua tasbihmu? Kalimat tersebut ialah SUBHANALLAH ADADA KHALQIHI (Mahasuci Allah atas semua Makhluk-Nya) 3x, SUBHANALLAH ZINATA ARSYIHI (Mahasuci Allah seberat Arsy-Nya) 3x, SUBHANALLAH RIDHA NAFSIHI (Mahasuci Allah sesuai Keridhaannya) 3x, dan SUBHANALLAH MIDADA KALIMATIHI (Mahasuci Allah sebanyak tinta Kalimat-Nya) 3x.”
 (HR. Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar