Total Tayangan Halaman

Selasa, 11 September 2012

UMMU HABIBAH BINTI ABU SUFYAN r.a


1.        UMMU HABIBAH BINTI ABU SUFYAN r.a

* Tentang Ummu Habibah binti Abu Sufyan r.a
Ayah Ummu Habibah adalah Bangsawan Quraisy Abu Sufyan bin Harb bin Umaiyyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Sedangkan ibunya adalah Shafiyah binti Abu Al-Ash.
Beliau menikah pada tahun 7 H . Yang menikahkan beliau dengan Rasulullah adalah Khalid bin Sa’id bin Al-Ash pamannya. Mahar dari Rasulullah untuk Ummu Habibah dari mahar para istri yang lain yaitu uang sebesar 400 dinar. Hal ini terjadi karena yang membayarkan mahar tersebut adalah Raja An-Najasy dari Etiopia.
Ketika dinikahi Rasulullah, Ummu Habibah adalah janda dari Ubaidillah bin Jahsy yang mati murtad. Usia Habibah saat itu adalah 21 tahun. Beliau memiliki seorang putri dari Ubaidillah yaitu Habibah.
Ummu Habibah hidup dengan Rasulullah selama ± 3 tahun. Beliau wafat pada tahun 44 H di usia 56 tahun. Imam Sholat jenazahnya adalah Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan.

* Keistimewaan Ummu Habibah binti Abu Sufyan r.a
1.      Ummu Habibah bermimpi menjadi Ummul Mu’minin
Ummu Habibah Radhiyallahu Anha berkata,
“Dalam tidurku, aku bermimpi melihat suamiku, Ubaidillah bin Jahsy, dalam wajah yang paling jelek. Pada pagi harinya, ternyata ia masuk Kristen. Aku ceritakan mimpiku kepadanya, namun ia tidak memperdulikannya dan suka minum minuman keras hingga meninggal dunia. Setelah itu, seseorang datang kepadaku dalam mimpiku dan berkata, ‘Wahai Ummul Mukminin.’ Aku kaget. Ketika masa iddahku habis, aku tidak merasakan apa-apa, ternyata utusan An-Najasyi meminta izin masuk kepadaku kemudian menyebutkan lamaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepadaku melalui An-Najasyi.”
 (HR. Al Hakim di Al-Mustadrak)
2.      Ayat Allah turun saat pernikahan Ummu Habibah
“Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antara kalian dengan orang-orang yang kalian musuhi di antara mereka dan Allah Maha kuasa dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Mumtahanah: 7)
Ummu Habibah adalah putri musuh Rasulullah, oleh sebab itu dengan menikahi beliau, Rasulullah berharap dapat meluluhkan hati Abu Sufyan.
3.      Ummu Habibah Mengutamakan Rasulullah di atas Ayahnya
Az-Zuhri yang berkata,
Abu Sufyan masuk ketempat putrinya Ummu Habibah. Ketika Abu Sufyan hendak duduk duduk di kasur Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Ummu Habibah melipat kasur tersebut. Abu Sufyan bin Harb berkata, ‘Putriku, apakah Engkau lebih mencintai kasur ini daripada aku atau lebih mencintai aku daripada  kasur itu? Ummu Habibah berkata, ‘Itu kasur Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sedangkan Engkau orang najis dan musyrik’.” (Ibnu Al-Jauzi: Shifatush Shafwah)
4.      Ummu Habibah sangat Mencintai Sunnah
Kecintaan Ummu Habibah kepada sunnah-sunnah Rasulullah tampak dari kesaksian Zainab putri Ummu Salamah. Ketika Abu Sufyan, ayah Ummu Habibah telah meninggal dunia lebih dari tiga hari, Zainab binti Abu Salamah menjenguk Ummu Habibah yang sedang diolesi minyak wangi oleh budaknya. Ummu Habibah kemudian berkata kepada Zainab,
“Aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Tidak halal bagi wanita beriman untuk berkabung lebih dari 3 hari kecuali atas kematian suaminya, maka masa berkabungnya adalah selama 4 bulan 10 hari”  (HR. Bukhari)
5.      Ummu Habibah Tidak pernah meninggalkan shalat Rawatib
Aku dengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Barangsiapa mengerjakan Shalat dua belas raka’at sehari semalam, rumah di surga dibangunkan untuknya karena shalat-shalat tersebut.’ Ummu Habibah berkata, ‘Aku tidak meninggalkan shalat-shalat tersebut sejak aku mendengarnya dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’.” (HR. Muslim dari Ummu Habibah)
6.      Pujian Aisyah atas Sifat Wara’ Ummu Habibah
Aisyah Rhadiyallahu Anha berkata,
“Ketika Ummu Habibah, hendak meninggal dunia, ia memanggilku dan berkata, ‘Sungguh telah terjadi pada kita apa yang biasa terjadi pada sesama istri madu. Mudah-mudahan Allah mengampuni itu semua dan aku menghalalkanmu dari itu semua.’  Aku berkata, ‘Engkau telah menggembirakanku, mudah-mudahan Allah menggembirakanmu.’ Ummu habibah juga mengirim orang kepada Ummu Salamah dengan membawa pesan yang sama.” (HR. Al-Hakim, Ibnu Al-Jauzi, dan Ibnu Sa’ad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar